Pengelolaan
Instalasi Komputer
Pengertian PIK
(Pengelolaan Instalasi Komputer)
Definisi (1) “Proses
Pengelolaan yang mempertimbangkan hubungan timbal balik antara kegiatan manusia
dengan computer.
Definisi ke (2) “adalah
suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara rasional tentang
pemanfaatan computer secara berkelanjutan”.
Definisi ke (3) “Suatu
proses kontinu dan dinamis dalam penyusunan dan pengambilan keputusan tentang
pemanfaatan komputer secara berkesinambungan”.
Definisi ke (4)
“Melakukan sebuah upaya pemeliharaan secara terjadwal atau tidak terjadwal”.
INSTALASI
Proses pemasangan dan
penyetingan perangkat (keras/lunak) agar bisa digunakan oleh sistem.
KOMPUTER
Alat bantu bagi manusia
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perangkat elektronik yang dapat dipakai untuk
mengolah data dengan perantaraan sekumpulan program dan mampu memberikan
informasi dari hasil pengolahan tersebut. Dalam bahasa Indonesia sering ditulis
dengan komputer. Istilah Computer berasal dari kata Compute, yang berarti
menghitung. Artinya, setiap proses yang dilaksanakan oleh komputer merupakan
proses matematika hitungan. Jadi apapun yang dilakukan oleh komputer, baik
penampakan pada layar monitor, suara, gambar, dll. Diolah sedemikian rupa dari
perhitungan secara elektronik.
Komputer adalah hasil
dari kemajuan teknologi elektronika dan informatika yang berfungsi sebagai alat
bantu untuk menulis, menggambar, menyunting gambar atau foto, membuat animasi,
mengoperasikan program analisis ilmiah, simulasi dan untuk kontrol peralatan.
Pengelolaan Instalasi
Komputer
Memberikan pembelajaran
tentang segala sesuatu yang memungkinkan pengelola instalasi sistem komputer
pada suatu instansi. Pengelolaan diharapkan mampu menjamin sistem komputer yang
dipergunakan akan dapat dioperasikan tanpa henti.
Personalia, Perencanaan
dan Instalasi Ruang Komputer
Ruang computer adalah
segala jenis ruang yang berisi instalasi komputer baik tunggal maupun jaringan.
Pengertian Instalasi komputer juga mencakup ruang server, ruang kontrol
jaringan komputer (LAN) dan ruang pengolahan/penyimpanan data digital.
Dalam ruang computer
diperlukan penataan dan pengaturan yang sistimatis agar didapatkan kenyamanan
dan keamanan dalam penggunaan computer dalam ruangan. Untuk itu diperlukan
pertimbangan dan kesiapan sebagai berikut :
a.
Keamanan alat
Peralatan
yang pada umumnya sangat bernilai bagi kelangsungan sistem dan tidak murah.
Kebutuhan lingkungan yang khusus atau memenuhi syarat tertentu, karena
peralatan komputer dengan kemampuan tinggi umumnya sensitif terhadap suhu,
kelembapan dan tegangan listrik.
b.
Kenyamanan
Mempermudah
pengecekan sistem secara berkala.
Efisiensi
dan efektifitas perawatan sistem.
c.
Besar dan rumit
Umumnya
sebuah pusat komputer/pengolahan data/kontrol LAN akan sangat besar dan rumit.
Jaringan
komputer terpusat yang ada juga biasanya secara fakta sangat rumit.
d.
Keseimbangan perencanaan
Perlu
diperhatikan keseimbangan elemen-elemen yang akan mempengaruhi desain ruang
komputer termasuk peralatannya. Elemen-elemen tersebut diantaranya: lokasi
ruang komputer, tata ruang, keamanan fisik, sistem UPS, Generator listrik
cadangan, distribusi daya listrik, sistem pendinginan dan kelembapan udara,
raised flooring, deteksi dan pemadam kebakaran, kontrol akses dan keamanan, dan
sistem monitoring untuk seluruh elemen tersebut.
Komputer antara lain
Aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam Perencanaan Ruang Fungsi/Jenis Desain :
Tata Ruangan
Aspek Teknis :
-
Powe (Kelistrikan)
-
Penangkal Petir
-
Pencahayaan
-
HVAC (Heat/Ventillation/Air Conditioning)
-
Fire Protection (deteksi dan pemadam
kebakaran)
-
Flooring
Tahap-tahap Komputerisasi
Komputerisasi itu
bermakna sebagai penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam kegiatan
pengolahan data, untuk menggantikan prosedur pengolahan data yang selama itu
dilakukan secara manual.
Prosedur pengolahan data
yang dilakukan secara manual meliputi kegiatan pengumpulan data, melakukan
pengelompokan, pengurutan, perhitungan, yang pada akhirnya menyusunnya dalam
sejumlah bentuk laporan, untuk berbagai keperluan yang ada di dalam perusahaan
yang bersangkutan.
Prosedur pengolahan data
akan berlangsung secara konsisten, dari waktu ke waktu, sampai dirasakan perlu
untuk melakukan perbaikan, baik karena perbedaan orientasi manajemen dalam
sistem pelaporan yang ada, atau karena ada peraturan-peraturan yang harus
dipatuhi.
Prosedur pengolahan data
secara manual tersebut bahkan sudah pula disusun dalam sebuah buku panduan
pengolahan data, yang menjadi acuan baku yang akan digunakan sebagai pedoman
oleh para staf perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan kegiatan pengolahan
data tersebut.
Kegiatan pengolahan data
secara manual tersebut akan berlangsung secara konsisten, secara terus-menerus,
sepanjang waktu. Dengan adanya unsur serta karakteristik seperti itu, maka
timbul pemikiran manajemen untuk mengerjakannya dengan bantuan komputer, yang
diatur melalui terapan program-program komputer (disebut aplikasi komputer).
Komputer memberikan
peningkatan kualitas atas beberapa langkah yang ada dalam prosedur pengolahan
data. Antara lain adalah dalam hal penghimpunan data dalam suatu sistematika
tertentu, yang menjamin kemudahan akses data serta penggunaannya dalam berbagai
bentuk laporan yang akan dibuat.
Untuk sepuluh sampai
seratus berkas data, untuk membolak-balik data tersebut untuk berbagai
keperluan, mungkin tak jadi soal. Bagaimana untuk berkas data kendaraan yang
sampai dalam jumlah jutaan?
Selain itu, komputer juga
mampu melakukan pengelompokan data dengan mudah (dan cepat), serta melakukan
perhitungan dengan kecepatan dan ketepatan yang sangat tinggi, sehingga hasil
olahan perangkat tersebut menjadi lebih terjamin hasilnya (dengan demikian,
juga lebih layak untuk dipercayai).
Komputer tidak mampu
melakukan hal tersebut dengan sendirinya, artinya komputer hanya menyediakan
sarana, yaitu kemampuan perangkat kerasnya, untuk menerima berbagai penugasan
berat tersebut. Yang membuat komputer tersebut bekerja sesuai dengan prosedur
pengolahan data yang berlaku, adalah karena adanya instruksi yang diterimanya,
sebagai pedoman bekerja komputer yang bersangkutan. Program itu dibuat, dengan
menirukan langkah-langkah yang dikerjakan dalam prosedur manual.
Mengingat bahwa cukup
banyak perusahaan yang memiliki ragam tatacara pengolahan data dan kebutuhan
sistem informasinya, maka tentu harus ada penelitian pendahuluan sebelumnya,
untuk mengetahui bentuk terapan pengolahan data komputerisasi yang bagaimana akan diterapkan di perusahaan
tersebut. Untuk itu, maka seorang penganalisa sistem perlu dihadirkan, untuk
mempelajari sistem komputer yang dikehendaki oleh pihak manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Sekaligus, yang bersangkutan adalah perancang bentuk sistem
komputerisasi, yang mampu membuat desain sistem yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan sistem informasi bagi perusahaan tersebut, namun juga mampu
mendayagunakan semua komampuan dan sifat-sifat yang ada di komputer, agar mampu
mencapai hasil tadi dengan cara yang efektif dan efisien. Dengan demikian pula,
maka investasi yang akan dilekukan dalam proyek komputerisasi ini bisa
dipertanggungjawabkan rasio biaya-dibanding-manfaatnya secara optimal.
Seorang pendesain sistem
komputer, tak hanya dituntut memahami bagaimana sebuah sistem bekerja (dan
dikerjakan, secara manual), tetapi juga memahami bagaimana komputer dan program
komputer bekerja.
Sasaran Analisa Sistem
Pengertian pengolahan data
bisa disederhanakan sebagai sebuah mekanisme untuk menerima data,
mengkomunikasikan ke berbagai pihak yang berkepentingan, menyimpan, memproses
dan menyajikannya dalam berbagai bentuk laporan, untuk menunjang segenap fungsi
dalam sebuah perusahaan. Lebih-lebih akan menjadi terasa, jika perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang menggunakan laba finansial sebagai orientasi
keberhasilannya.
Sebuah kegiatan
pengolahan data akan berlangsung dengan melibatkan sejumlah fungsi, yang
terdiri dari staf dan karyawan yang terlibat secara langsung dan tidak, mulai
dari penyediaan data, sampai ke penyajian laporan, hingga ke pemanfaatan
laporan tersebut bagi keberhasilan pekerjaannya.
Kegiatan pengolahan data
juga akan melibatkan peralatan, yang akan membantu penyelenggaraan data secara
berkualitas, baik dalam kecepatan olah, atau penampilan laporan tersebut
sebagai sajian informasi.
Selain itu, yang ikut
menyukseskan sebuah kegiatan pengolahan data adalah ketersediaan akan sebuah
sistem dan prosedur, yang akan dipakai sebagai pemandu bekerja dari
petugas-petugas pengolah data tersebut.
Melakukan kajian, dan
menemukan berbagai faktor dari prosedur penyelenggaraan pengolahan data yang
berlangsung saat ini (present systems) untuk bisa memenuhi kebutuhan akan
sistem informasi yang efektif, itulah yang menjadi titik berat dari sebuah
proses penganalisaan akan sebuah sistem (yang akan dikomputerisasikan).
Kendala-kendala umum yang sering ditemukan dalam ketidakberhasilan sebuah
kegiatan pengolahan data, antara lain adalah sebagai berikut : Adanya
kecenderungan jumlah data yang terus membesar, baik volume, atau jenisnya. Ini
akan mempengaruhi penanganan yang akan dilakukan oleh para staf, yang harus
menerima beban yang lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Juga diperlukan
pelatihan secara terus-menerus, khususnya pada staf yang baru, agar mampu
menangani perkembangan data yang terjadi tersebut.
Adanya kebutuhan
informasi yang terus bertambah, dengan berbagai titik berat informasi yang
berbeda-beda. Tuntutan lain adalah soal kecepatan olah data, yang menghendaki
tersajinya laporan-laporan tadi dalam waktu yang cepat, karena manajemen
dihadapkan pada situasi yang sangat singakt dalam proses pengambilan keputusan.
Jumlah data yang semakin
besar, tak hanya membebani proses pengolahan data yang terjadi saat ini, namun
juga karena data-data tersebut akan dipakai sebagai referensi-referensi kunci,
dalam penarikan kesimpulan di masa yang akan datang.
Dengan melihat
faktor-faktor di atas, maka wajar kiranya, jika pekerjaan pendahuluan sebuah
komputerisasi ini harus ditangani oleh seorang analis dan pendisain sistem
komputer yang benar-benar paham akan tugasnya.
Apa yang perlu diketahui
oleh para (calon) Sistem Analis?
Pekerjaan sebagai ahli di
bidang komputer adalah sebuah pekerjaan bergengsi. Sistem Analis adalah salah
satu profesi sebagai seorang profesional di bidang komputer tersebut. Bahkan
seorang Sistem Analis bisa disejajarkan sebagai seorang sarjana di bidang
terapan aplikasi komputer. Itulah sebabnya, mengapa ada kebanggaan tersendiri
bagi mereka yang menyandang sebutan ini.
Mulai dari bagian ini,
akan saya sampaikan tentang apa saja yang harus diketahui oleh seorang Sistem
Analis tersebut. Namun terlebih dahulu, pertama, dalah perlunya diketahui, apa
sih System Analist (Analis Sistem) itu. Lalu kedua, apa pekerjaannya, atau
peran apa yang diharapkan padanya. Baru ketiga, mestinya, hal-hal apa saja yang
harus mereka kuasai untuk menyandang profesi tersebut.
Rangkaian tulisan ini
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mempersiapkan dirinya menjadi praktisi di bidang komputer. Untuk memahami
rangkaian tulisan ini, maka para pembaca diharapkan telah memiliki pengetahuan
pemrograman.
Gambaran Umum
Kegiatan komputerisasi
adalah sebuah kegiatan pengelolaan data dalam rangka menghasilkan
informasi-informasi penting bagi manajemen, agar yang bersangkutan mampu
mengendalikan perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan lebih baik.
Komputerisasi adalah
kegiatan pengolahan data, yang sebagian besar prosesnya dilakukan menggunakan
komputer, yang sudah terprogram dengan berbagai program yang akan menangani
suatu aplikasi. Aplikasi sendiri adalah sebuah kegiatan pengolahan data suatu
urusan tertentu dari sebuah perusahaan. Di bagian Akuntansi sebuah perusahaan,
misalnya, akan melakukan kegiatan semua admistrasi pembukuan dan akuntansi.
Semua pekerjaan yang berkait dengan akuntansi disebut sebagai Alikasi
Akuntansi.
Dengan mengacu hal
tersebut, maka di sebuah perusahaan bisa beberapa aplikasi sekaligus. Misalnya,
mereka yang menangani masalah persediaan, mulai dari pengadaan, pembelian,
penjualan, penyimpanan, dan lain sebagainya, maka mereka berhadapan dengan
Aplikasi Persediaan. Lalu di bagian personalia, yang hampir setiap hari
berhadapan dengan urusan kepegawaian, maka mereka memiliki persoalan di
Aplikasi Personalia dan Aplikasi Penggajian. Demikian seterusnya.
Sistematika Aplikasi
Pada umumnya, sebuah
aplikasi pasti sudah didesain secara sistematis, bahkan sudah disediakan
pedoman-pedoman sebagai panduan pengerjaan aplikasi yang bersangkutan. Para
pegawai baru, sebelum mereka diterjunkan untuk menangani suatu urusan tertentu
selalu diminta untuk mempelajari (buku-buku) pedoman tersebut.
Sistematika sebuah
aplikasi mutlak diperlukan, antara lain sebagai bahan rujukan (referensi) jika
timbul masalah pada urusan (aplikasi) yang bersangkutan. Juga, akan memudahkan
bagi para staf, khususnya yang baru diterima jadi pegawai, untuk belajar.
Sementara bagi para senior, akan memudahkan proses pemberian pelatihan pada
staf baru tadi.
Aplikasi yang sudah
sistematis akan bekerja dengan pola yang sama dari waktu ke waktu. Bakan untuk
beberapa aplikasi, prinsip ketaatasasan terhadap suatu sistematika tertentu
mejadi sebuah keharusan. Sistematika suatu aplikasi juga memudahkan dalam usaha
melakukan modifikasi atas sistem tersebut, jika dipandang perlu.
Sebuah aplikasi bisa
dibuat sistematikanya, jika prosedur penyelenggaraan kerja di urusan tersebut
berlangsung dalam rangkaian dan urutan pekerjaan yang relatif tetap dan
konsisten. Meskipun dalam beberapa hal ada kemungkinan terjadi penyimpangan,
namun selalu ada prosedur untuk mengatasi hal tersebut, juga dengan pendekatan
yang konsisten pula.
Urusan-urusan yang
terlalu banyak mengandalkan kebijaksanaan, yang berkemungkinan selalu mengalami
perubahan, jelas tidak bisa disistematiskan. Sebagai contoh, di sebuah
perusahaan pihak manajemen lebih menggunakan pertimbangan subyektif dalam
mengangkat pegawai dan kenaikan gajinya. Untuk mengangkat dan menaikkan gaji
pegawainya tak pernah digunakan pertimbangan yang baku. Untuk perusahaan model
demikian tentu tak bisa dibuatkan aturan yang bisa dijadikan pedoman bagi
karyawan, jika mereka ingin diangkat atau naik gajinya. Aplikasi tersebut akan
memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada ‘selera’ boss.
Di perusahaan lain,
manajemen menggunakan, antara lain, masa kerja sebagai pertimbangan kenaikan
pangkat dan gajinya. Aturan ini secara konsisten dipatuhi, bahkan disertai
dengan tabel-tabel yang memudahkan proses kenaikan pangkat dan gaji tersebut.
Maka, untuk urusan kepegawaian di perusahaan tersebut kita bisa membuat suatu
aturan, yang memuat aturan secara sistematis mengenai pedoman kenaikan pangkat
dan gaji. Aplikasi ini bisa dibuat sistematikanya.
Sebuah sistematika
merupakan gambaran yang lengkap tentang prosedur, aliran data, dimulai dari
data-data masukan, pemrosesan, dan akhirnya keluarannya.
Jika sebuah aplikasi
sudah berlaku sistematikanya, maka sejumlah urusan bisa dikerjakan oleh
personil-personil dengan taraf pendidikan dan pengetahuan yang tak terlalu
berlebihan, namun sesuai. Bahkan, jika memang sudah merupakan hal baku, kenapa
tidak dikomputerisasikan saja?
Apa yang dikerjakan
seorang System Analist?
Secara ringkas, bisa
diuraikan sebagai berikut. Pertama, komputerisasi tak bisa jalan begitu saja,
hanya karena kita sidah membeli sebuah komputer. Kedua, sebuah komputerisasi
tak cuma urusan membuat laporan semata-mata, tetapi merupakan sebuah aliran
data, yang diproses secara bertahap, dengan menggunakan program. Hanya dengan
memasukkan datanya, lalu memilih-milih jenis proses yang berlaku, tanpa
intervensi apa pun dari operator, maka laporan-laporan sudah bisa dihasilkan
melalui komputer.
Bagaimana bisa demikian ?
Ajaib ? Tentu tidak. Program yang dijalankan tersebut sudah dibuat dengan
menyesuaikannya terhadap prosedur pengolahan data, yang sebelumnya dikerjakan
secara manual. Program benar-benar mewakili proses manual, bila ditinjau dari
prosedur dan urutan kerjanya. Tetapi, dalam program, kita bisa mengaturnya
dalam suatu sistematika yang lebih praktis.
Program komputer adalah
rangkaian instruksi dalam bahasa yang dipahami oleh komputer, yang disusun
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sebuah pengertian proses, sesuai dengan
tujuannya. Dengan demikian, pembuatan sebuah program tidak hanya berupa
pemahaman mengenai kaidah-kaidah bahasa komputer tertentu, namun juga memahami
kebutuhan proses yang bagaimana yang akan dibuatkan programnya tersebut. Pun,
harus mengaturnya sedemikian rupa, sehingga aliran proses dalam program tadi
bisa bekerja secara efektif, dan efisien, dengan memanfaatkan secara penuh
semua kemampuan bahasa dan perangkat keras komputer yang digunakannya tersebut.
Seorang programmer
(pembuat program komputer) melakukan pembuatan programnya berdasarkan sebuah
permintaan yang diajukan kepadanya, melalui sebuah catatan permintaan yang
berisikan uraian kebutuhan sebuah program, disebut spesifikasi program, atau
program specifications. Pada catatan ini akan disertakan informasi-informasi
mengenai masukan data (input) yang seperti apakah yang akan diolah, proses yang
harus dikerjakan, serta keluaran apa yang harus dihasilkan. Sebuah aplikasi,
akan terdiri dari sejumlah program, yang akan diolah dalam sebuah rangkaian.
Masing-masing program akan bekerja satu dengan yang lain, dalam sebuah kesatuan
aplikasi tersebut.
Darimana desain aplikasi
tadi berasal ? Seorang system analist telah melakukannya. Yang bersangkutan,
setelah menerima penjelasan dari user mengenai lingkup aplikasi yang ingin
dikomputerisasikan akan membuat sebuah konsep mengenai bagaimana sistematika
komputerisasi itu dilakukan. Mula-mula ia akan membuat dalam sebuah kerangka
umum (general system design), untuk dipresentasikan kepada user. Jika sudah
benar, maka ia akan membuat desain sistem secara rinci.
Dari desain sistem yang
sudah rinci itulah muncul sejumlah (bisa puluhan atau ratusan) spesifikasi
program. dan dari spesifikasi program inilah programmer membuat programnya.
Komputerisasi dengan
program-program paket siap pakai
Komputerisasi bisa
diselenggarakan dengan paket-paket program yang siap pakai. Tinggal membeli
paket tersebut, mempelajari, dan meng-install-nya di komputer. Jalankan saja
sesuai petunjuk, maka aplikasi tertentu sudah bisa diselenggarakan. Tanpa repot
(artinya, tanpa harus melibatkan programmer dan system analist).
Beberapa aplikasi memang
tersedia dalam bentuk paket (package program) jadi yang siap pakai. Tetapi tak
semua aplikasi tersedia paketnya. Hanya untuk aplikasi-aplikasi yang bersifat
umum, artinya, di mana-mana, penerapannya juga demikian. Sama semua. Seperti
misalnya paket-paket akuntansi, akan sama saja pengolahan data di suatu
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Baik urutan proses, atau prosedurnya,
sama semua. Pun demikian halnya dengan laporan-laporan yang dihasilkannya.
Aplikasi yang tak ada
paketnya ? Sejumlah aplikasi lain, yang implementasinya berbeda-beda, meski
pada pokoknya hampir serupa, sulit untuk dikemas dalam paket seperti itu.
Pengolahan data penggajian (payroll), misalnya, merupakan pengolahan data yang
sangat khas di berbagai perusahaan. Aplikasi model seperti ini jelas tak bisa
dipaketkan. Harus dibuat.
Tahap-tahap pengembangan
aplikasi.
Sejak dari awal, sampai
akhir pembuatan sebuah aplikasi akan terdiri dari 3 (tiga) tahap pokok, yaitu :
·
tahap studi pendahuluan
·
tahap pengembangan, dan
·
tahap implementasi.
Tahap pertama, Studi
pendahuluan, ditujukan untuk memperoleh fakta, bahwa sebuah komputerisasi yang
dikehendaki memang sudah bisa diselenggarakan. Perlu diperhatikan, sebuah
aplikasi bukan saja secara sistem bisa dikomputerisasikan, namun juga harus
mempertimbangkan persoalan lain-lainnya, seperti biaya, dan apakah data-datanya
bisa tersedia atau tidak. Itu merupakan konsekuensi atas sebuah kebutuhan informasi
sebagai sasaran komputerisasi itu sendiri. Jika setelah dikaji, ternyata
komputerisasi belum waktunya diselenggarakan, oleh berbagai sebab dan
pertimbangan, maka tahap pengembangan komputerisasi, ya, berhenti sampai di
sini saja.
Tahap kedua, Pengembangan
Sistem, merupakan tahap yang sebenarnya dalam proses pembuatan sistem aplikasi
itu sendiri. Dilakukan dengan menyelenggarakan penelitian secara tuntas
terhadap semua aspek yang berlangsung dalam aplikasi tadi, lalu dituangkan
dalam desain sebuah sistem, dan selanjutnya diprogramkan.
Sebelum mencapai tahap
ketiga, maka program-program akan diuji terlebih dahulu, apakah hasilnya sudah
sesuai dengan sasaran sistem yang bersangkutan. pengujian dilakukan baik dengan
data-data uji-coba (data fiktif, buatan), tetapi bisa juga dengan menggunakan
data-data riil, dan bahkan dikerjakan bersamaan dengan pengolahan data yang
sebenarnya. Ini untuk menguji, bahwa program sudah benar-benar siap untuk
diimplementasikan.
Tahap kedua ini diakhiri
dengan pembuatan dokumentasi sistem, yang akan dipakai sebagai alat bantu jika
akan dilakukan revisi terhadap sistem itu nantinya.
Tahap ketiga, tahap
Implementasi. Pada tahap ini program sudah dipasang di komputer, dan mulai
dioperasionalkan, untuk mengolah data-data rutin. Tahap operasionalisasi
program ini juga disebut tahap ?production?.
Selama masa pengoperasian
program ini seorang system analist harus terus melibatkan diri, untuk
mengevaluasi efektivitas desain sistem dan programnya. Jika dipandang perlu,
maka seorang system analist dapat meminta seorang programmer untuk melakukan
perbaikan-perbaikan tertentu disebut maintenance), atau bahkan melakukan
perombakan terhadap aplikasi itu sendiri (disebut modification). Redesign,
perancangan ulang sistem tersebut bukan tak tertutup kemungkinan, lho.
Salah desain atau
program, apa bisa ? Kenapa tidak bisa ? Desain sistem, diperoleh dari informasi
yang diperoleh seorang system analist dari user, yang ditugasi untuk
menjelaskan ruang lingkup sistem di perusahaan yang bersangkutan untuk
dikomputerisasikan. Boleh jadi ada informasi yang kurang tatkala disampaikan
kepada system analist. Atau, seorang system analist melakukan pemahaman yang
tak benar terhadap informasi yang disampaikan tersebut. Meski pada tahap
pengembangan sistem, seorang system analist juga telah melakukan cukup
konfirmasi, melalui pembahasan desain awal sistemnya, tetapi gangguan terhadap
komunikasi tersebut bisa saja muncul. Oleh sebab itu, bisa jadi desainnya sudah
salah sejak awal.
Selanjutnya, proses
pembuatan program dilakukan dengan penyerahan spesifikasi program kepada
programmer. Pada saat ini juga terjadi proses komunikasi pula, meski sebagian
besar sudah dilakukan secara tertulis, namun yang namanya kemungkinan kegagalan
komunikasi, bisa saja terjadi. Jadi, saat ini juga berpeluang untuk telah
terjadinya kesalahan pula.
Pada tahap berikut,
seorang programmer akan mengerjakan programnya, berdasarkan uraian yang
disampaikan padanya melalui program specifications. Untuk kasus-kasus yang
sangat kompleks, maka akan diperlukan cukup banyak kalimat instruksi dalam
bahasa komputer, yang saling berangkai sedemikian rupa, sehingga terbentuk
sebuah logika proses, sesuai yang dikehendaki.
Boleh jadi, rangkaian
kalimat tadi, yang bisa mencapai ribuan baris banyaknya, mengalami kesalahan
dalam meletakkan urutan kalimat yang satu terhadap yang lain. Bisa kacau, kalau
begitu.
Atas dasar kemungkinan
kesalahan yang terjadi itulah, maka perlu ada sub-tahap System Testing, sebuah
kesempatan bagi seorang system analist untuk memeriksa, apakah sistem yang
dibuat, dan program-programnya, sudah benar. Kesalahan itu sendiri bisa
diperiksa dengan melakukan perbandingannya melalui laporan-laporan yang
dikerjakan secara manual.
The bottom line
Seorang system analist
punya tanggungjawab yang besar dalam keberhasilan sebuah rencana komputerisasi.
Bahkan, mereka tak cuma bertangungjawab dari segi perencanaan sistem saja,
tetapi juga perencanaan pemilihan hardware instalasinya. Sasaran utama sebuah
komputerisasi bukan hanya memindahkan pekerjaan manual ke sistem komputer saja,
tetapi bagaimana bisa memanfaatkan teknologi yang dimiliki oleh komputer, untuk
dimanfaatkan secara optimal.
Agar tugasnya bisa sukses
seperti yang dituntut di atas, maka yang bersangkutan harus memiliki
pengetahuan komputer, khususnya dari segi pemanfaatannya, secara optimal. Juga
harus paham soal-soal pembuatan program, karena ia akan menulis sebuah uraian
kebutuhan program. Ia mesti tahu, sebatas mana komputer mampu melakukannya, dan
mana pula yang tidak.
Selain itu, ia harus
memiliki pengetahuan manajemen. Serta paham terhadap aplikasi-aplikasi tertentu
sebagai dasarnya. Paham akuntansi, misalnya, kayaknya, kok, harus, ya.
0 Komentar
Berkomentar dengan bijak